WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengecam situs peretas WikiLeaks yang membocorkan ratusan ribu kawat diplomatik rahasia Paman Sam sebagai tindakan “tercela.”
Kecaman itu diutarakan Obama dalam pembicaraan terpisah via telepon dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Meksiko Felipe Calderon.
Dalam pembicaraan itu, baik Erdogan dan Calderon sepakat bahwa kampanye WikiLeaks tidak akan mencederai hubungan mereka dengan Washington.
Hingga saat ini, pemerintah AS terus berusaha melakukan kontrol kerusakan terhadap perilisan kawatkawat diplomatik itu. Kebocoran kawat itu telah mengancam peningkatan ketegangan antara AS dan sekutunya.
Dokumen terkait Turki menunjukkan diplomat-diplomat Washington meragukan kepercayaan mereka terhadap sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) itu dan menyebut kepemimpinan negara itu terpecah belah.
Telepon Obama kepada Erdogan bisa dianggap sebagai usaha untuk melunakkan kemarahan di Turki, sekutu kuat AS. Pejabat di negara itu,termasuk sang perdana menteri,telah mengeluarkan reaksi kemarahan mereka terhadap terkuaknya dokumen tersebut.
Dalam telepon itu, Obama dan Erdogan membicarakan pentingnya kemitraan AS-Turki dan menegaskan komitmen mereka untuk bekerja sama atas berbagai macam isu. Komentar yang sama juga diungkapkan Obama kepada Calderon.
“Presiden menggarisbawahi pentingnya hubungan AS—Meksiko atas sejumlah isu,” ujar Gedung Putih.
“Kedua presiden juga membahas tindakan tercela Wiki- Leaks dan sepakat bahwa tindakan tidak bertanggung jawab itu tak akan mengganggu hubungan kedua negara.”
Menurut dokumen Departemen Luar Negeri AS yang dipublikasi WikiLeaks, seorang pejabat Meksiko menuturkan pemerintah dalam risiko kehilangan kendali atas sebagian wilayah negara itu kepada kartel narkoba.
Sementara,pendukung pendiri WikiLeaks,JulianAssange,menyerukan demonstrasi seluruh dunia untuk menekan pembebasannya dari sebuah penjara di London.
Assange saat ini berusaha melawan ekstradisinya ke Swedia untuk menghadapi tuduhan perkosaan di negara itu. Dalam sebuah manifesto berjudul Untuk Kebebasan, Katakan Tidak pada Negara Terorisme,mereka mendesak pembebasan Assange dan pemulihan domain Wiki- Leaks.
“Karena tidak ada yang bisa membuktikan bahwa Assange bersalah atas pelanggaran yang dituduhkan dan bahwa WikiLeaks tidak terimplikasi pada masalah itu,”ujar situs yang juga mendesak agar raksasa kartu kredit Visa dan Mastercard untuk menarik keputusan memblokir donasi dari pendukung WikiLeaks.
Besok, Assange dijadwalkan hadir di pengadilan di London setelah ditangkap berdasarkan surat penangkapan yang dikeluarkan Swedia. Jaksa di Stockholm ingin memeriksanya terkait laporan dua wanita yang mengaku diperkosa dan mengalami pelecehan seksual oleh pria asal Australia itu.
WikiLeaks menegaskan, tuduhan itu memiliki motif politik yang ditujukan untuk memojokkan Assange sebagai pembalasan atas dibocorkannya lebih dari 250.000 dokumen rahasia AS.
Assange,39,telah dipindahkan dari bagian utama penjara Wandsworth di London ke unit isolasi. Menurut beberapa pengacaranya, pria itu tidak mendapatkan waktu bersantai di penjara, kesulitan menelepon dan tidak diizinkan membawa laptop di penjara, dan dia tetap berada dalam semangat “yang sangat baik.”
Namun,Assange frustrasi karena tidak dapat menjawab tuduhan bahwa WikiLeaks berada di balik serangan cyber terhadap Visa dan MasterCard yang menolak melakukan bisnis dengan situs itu. (Koran SI/Koran SI/alvin)
Mendunia dengan menulis
Selasa, 14 Desember 2010